menghargai apa yang kita lakukan saat ini berarti menghagai hidup, waktu tak bisa di tarik mundur dan waktu tak perna berheti.

Senin, 23 Juli 2007

Hepatitis C (HCV) & HIV

Apakah Hepatitis C Itu?

Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan virus hepatitis C (HCV). Penyakit ini disebarkan melalui darah yang terinfeksi HCV. HCV mudah menular bila pengguna narkoba memakai peralatan suntiknya bergantian. Lebih dari 80 persen pengguna narkoba suntikan terinfeksi HCV. Hepatitis C juga dapat disebarkan melalui hubungan seks.

HCV lebih mudah ditularkan dibanding HIV melalui darah yang tercemar. Di Indonesia, ada kurang-lebih 40 kali lebih banyak orang HCV-positif dibanding HIV-positif. Kita bisa terinfeksi HCV dan tidak menyadarinya. 15‑30 persen orang memberantas HCV dari tubuhnya tanpa pengobatan. 70‑85 persen lainnya mengembangkan infeksi kronis, dan virus ini bermukim dalam tubuhnya kecuali bila berhasil diobati. HCV mungkin tidak menyebabkan masalah selama kurang-lebih sepuluh tahun atau bahkan jauh lebih lama, tetapi HCV dapat mengakibatkan kerusakan hati parah yang menyebabkan hatinya gagal dan kematian.

Bagaimana HCV Didiagnosis?

Setelah HCV merusak hati, tes darah akan menunjukkan hasil tes fungsi hati yang tidak normal.
Bahkan hasil tes fungsi hati normal, HCV mungkin sudah mulai merusak hati. Jika kita HIV, sebaiknya kita dites HCV, terutama jika kita pernah memakai peralatan suntik narkoba bergantian.

Tes darah untuk infeksi HCV termasuk tes antibodi HCV dan tes viral load. Tes ini serupa dengan tes HIV. Viral load HCV sering kali berjuta-juta. Hasil tes ini tidak meramal laju penyakit seperti viral load HIV. Tes antibodi HCV mungkin tidak menemukan infeksi HCV pada kurang-lebih 20 persen orang dengan HIV dan HCV. Odha dengan tes funsi hati yang abnormal sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan tes viral load HCV.

Beberapa dokter melakukan tes yang disebut biopsi, untuk menyakinkan adanya kerusakan hati kita. Sel hati diambil dengan jarum yang tipis, dan diperiksa dengan mikroskop. Biopsi adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah hati kita rusak.

Bagaimana Hepatitis C Diobati?

Infeksi HCV lebih mudah disembuhkan jika pengobatan dimulai sangat dini sejak terinfeksi. Sayangnya, tanda awal hepatitis tampaknya seperti flu. Sebagian besar kasus baru didiagnosis beberapa tahun setelah terinfeksi.

Langkah pertama dalam mengobati HCV adalah untuk menentukan jenis HCV. Ada enam jenis HCV yang diketahui, yang disebut “genotipe”. Sebagian besar orang terinfeksi dengan genotipe 1. Beberapa orang terinfeksi genotipe 2 atau 3. Genotipe 1 lebih sulit diobati dibandingkan genotipe 2 atau 3.

Pengobatan umum untuk HCV adalah kombinasi obat interferon dan ribavirin. Interferon harus disuntikkan di bawah kulit tiga kali seminggu. Ribavirin adalah pil yang dipakai dua kali sehari. Obat ini mempunyai efek samping yang parah, termasuk gejala mirip flu, lekas marah, depresi, dan kadar rendah sel darah merah (anemia) atau sel darah putih.

Ribavirin meningkatkan jumlah ddI dalam aliran darah, dan dapat meningkatkan efek samping ddI. Jangan memakai ribavirin sekaligus dengan AZT. Ribavirin dapat menyebabkan cacat lahir. Perempuan sebaiknya tidak memakainya selama enam bulan atau lebih sebelum menjadi hamil, atau selama kehamilan. Laki-laki sebaiknya tidak memakai ribavirin untuk sedikitnya enam bulan sebelum menghamili seorang perempuan.

Pada 2001, bentuk interferon baru yang disebut “pegylated interferon” disetujui untuk mengobati HCV. Jenis obat ini bertahan lebih lama dalam darah. Hanya satu suntikan dibutuhkan setiap minggu. Pegylated interferon tampaknya lebih kuat dari bentuk asli. Obat ini juga dipakai dalam kombinasi dengan ribavirin.

Pengobatan HCV biasanya berjalan selama 6‑12 bulan, tergantung genotipe HCV. Setelah pengobatan, kurang-lebih 40 persen pasien dengan HCV genotipe 1 dan 80 persen pasien dengan genotipe 2 atau 3 mempunyai viral load HCV yang tidak dapat dideteksi. Ini berarti jumlah HCV dalam darahnya terlalu rendah untuk dideteksikan. Persentase ini berlaku untuk orang dengan HCV, tidak untuk orang yang juga terinfeksi HIV. Angka untuk Odha lebih rendah. Orang dengan viral load HCV yang masih dapat dideteksi setelah pengobatan mungkin perlu terus memakai interferon pada dosis lebih rendah, disebut “terapi pemeliharaan.”

Beberapa unsur dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan HCV. Kita lebih baik menanggapi pengobatan jika kita:

Mempunyai HCV genotipe 2 atau 3
Mulai dengan viral load HCV yang lebih rendah
Mulai sebelum HCV merusak hati
Perempuan
Di bawah usia 40 tahun
Tidak minum minuman beralkohol
Dapatkah HCV Dicegah?

Belum ada vaksin untuk HCV. Cara terbaik untuk mencegah infeksi HCV adalah menghindari terkena darah yang terinfeksi HCV, misalnya tidak memakai peralatan suntik narkoba bergantian.

Koinfeksi HCV dan HIV

Karena HIV dan HCV ditularkan melalui hubungan dengan darah yang terinfeksi, banyak orang terinfeksi kedua virus ini, yang disebut koinfeksi. Koinfeksi menimbulkan masalah khusus. HCV mempersulit penyakit HIV. Ini mungkin karena hatinya rusak. Namun, HCV tampaknya tidak mengganggu terapi antiretroviral (ART).

Orang dengan kedua infeksi lebih mungkin depresi. Hal ini dapat menyebabkan kelupaan dosis obat (kurang kepatuhan, lihat LI 416) dan lebih mungkin mengalami masalah pemikiran (LI 504)
Untuk orang dengan HIV, HCV dapat lebih parah dan dapat lebih cepat menyebabkan kerusakan hati. Pengobatan HCV untuk orang yang koinfeksi berhasil untuk kurang-lebih 25 persen orang dengan genotipe 1 dan 50 persen dengan gentotipe 2 atau 3
Orang dengan HIV lebih mungkin menularkan HCV karena viral load HCV-nya lebih tinggi
Obat yang dipakai untuk mengobati HIV mengganggu hati. Namun, kami belum tahu apakah ARV memperburuk HCV
Kadang HIV sebaiknya diobati dulu. Jika kita memenuhi kriteria untuk ART, dan infeksi HCV kita ringan, HIV kita sebaiknya diobati lebih dahulu. HIV yang tidak diobati selama 6‑12 bulan dapat menimbulkan akibat yang parah
Kadang HCV sebaiknya diobati dulu. Jika HIV kita belum perlu diobati (jika jumlah CD4 cukup tinggi, dan viral load HIV cukup rendah), lebih baik mengobati HCV dahulu. Setelah HCV diobati, hati dalam keadaan yang lebih baik untuk menghadapi ART
Koinfeksi HIV dan HCV memperlambatkan peningkatan jumlah CD4 setelah ART dimulai
Rumit untuk menangani koinfeksi HIV dan HCV. Kita sebaiknya memilih dokter yang mengetahui kedua penyakit tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, baca buku kecil Spiritia ‘Hepatitis Virus dan HIV’.

Garis Dasar

Hepatitis C adalah masalah kesehatan yang parah. Jauh lebih banyak orang terinfeksi HCV dibanding HIV, tetapi mungkin mereka tidak mengetahuinya. Infeksi HCV dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan merusak hati sebelum menyebabkan gejala yang nyata.

Infeksi HIV dapat memperburuk HCV. HCV merusak hati, yang dapat mempersulit penggunaan ART. Orang dengan HIV sebaiknya dites HCV. Pengobatan HCV dini akan lebih berhasil.

Pengobatan untuk orang yang terinfeksi HCV dan HIV memang rumit. Orang ini sebaiknya menemui dokter ahli kedua penyakit ini.

1 komentar:

Djendral mengatakan...

Ribavirin merupakan analog nukleosida sintetik yang secara in vitro mempunyai aktivitas terhadap beberapa virus RNA (hepatitis C) dan virus DNA (hepatitis B). Ribavirin atau metabolit nukleotida intra selularnya pada konsentrasi fisiologis tidak mempunyai efek menghambat enzim spesifik HCV atau replikasi HCV. Tetapi jika dikombinasikan dengan Interferon alfa-2b untuk pengobatan hepatitis C kronis, Ribavirin dapat meningkatkan efektivitas terapi tunggal Interferon alfa-2b sekitar 10 kali. Peningkatan efektivitas ini termasuk penurunan HCV-RNA serum, perbaikan peradangan hati dan normalnya ALT. Baca Selengkapnya di http://djendral-berbagi.blogspot.com/2013/11/ribavirin-meningkatkan-efektivitas.html